Minggu, 15 Januari 2012

Studi Kasus 1


Kasus 1 : Hartono sebagai manager
                Drs. Hartono telah menjadi manager tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartono bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukan sikap tidak puas dan agresif.
                Pada jam istirahat makan siang, hartono bertanya pada drs. Abdul Hakim, ak manajer departemen keuangan, apakah dia mengethui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi. Abdul Hakim menjawab bahwa dia telah mendengar secara informasi melalui komunikasi “grapevine”, bahwa para karyawan Hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia (Hartoyo) menyatakan, “dalam tentara, saya menbuat semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat seperti itu.”

Pertanyaan kasus :
1.       Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh Hartoyo? Bagaimana keuntungan dan kelemahannya? Bandingkan motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu di tentara.
2.       Konekuensinya apa, bila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya? Apa saran saudara bagi perusahaan, untuk menrubah keadaan?

Jawaban :
1.       Gaya kepemimpinan yang digunakan Hartoyo adalah gaya kepemimpinan tipe otokratis. Keuntungan dari gaya kepemimpinana seperti ini adalah pemimpin dapat mempertahakan prinsip yang di pegang teguh oleh dirinya, kelemahannya adalah banyak bawahan yang akan merasa tidak suka dengan sikap pemimpin seperti itu sehingga membuat pekerjaan dilakukan secara terpaksa dan tidak maksimal hasilnya.  Motivasi gaya kepimpinannya tidak beda jauh dengan waktu masih di tentara.
2.       Konsekuensinya adalah banyak karyawan yang berpotensial dari departemennya pindah ke departemen lainnya, atau lebih parahnya keluar dari perusahaan tersebut, sehingga membuat daya hasil perusahaan berkurang. Saran saya adalah mengubah gaya kepemimpinan menjadi lebih fleksibel, mendengarkan ide-ide dari karyawan bawahannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar