KUTIPAN
I. PENGERTIAN
Kutipan digunakan di artikel-artikel untuk menyediakan penampilan yang konsisten terhadap pesan yang diletakkan ke dalamnya. Perubahan terhadap penampilan, perkataan, atau gaya isi pesan tersebut dapat diterapkan secara langsung, karena templat diciptakan untuk sang pembaca ketika artikel tersebut dibuka. Nama templat boleh mempunyai spasi, contohnya {{Provinsi Indonesia}}.
II. JENIS-JENIS KUTIPAN
· Kutipan Langsung
Kutipan langsung harus sama dengan aslinya, baik mengenai susunan kata-katanya, ejaannya maupun mengenai tanda bacanya. Kutipan harus merujuk dengan jelas tahun dan halaman yang dikutip. Apabila ada bagian dari kalimat yang dipotong, maka bagian yang dipotong tersebut harus diganti dan diberi tanda ellipsis (…). Tanda ini dapat diambil dari Microsoft Word (pilih Insert, pilih Symbol, pilih Special Character, pilih ellipsis). Kutipan yang panjangnya kurang dari 3 baris dimasukkan ke dalam teks biasa berspasi 2 dan diberi tanda kutip (“ ”). Kutipan yang panjangnya 3 baris atau lebih diketik dengan mengosongkan 4 karakter dari kiri dengan jarak 1 spasi.
· Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang tidak sama persis kata-katanya atau kalimatnya dengan sumber aslinya. Kutipan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan kalimat sendiri tanpa mengubah ide utama dari orang yang kita kutip.
III. PRINSIP KUTIPAN
Dalam membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau mengutip dari tulisan orang lain, maka dari itu perlu kita tahu bagaimana prinsip-prinsip yang benar dalam mengutip dari tulisan orang lain. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. apabila dalam mengutip sebuah karya atau tulisan yang ada salah ejaan dari sumber kutipan kita, maka sebaiknya kita biarkan saja apa adanya seperti sumber yang kita ambil tersebut. Kita sebagai pengutip tidak diperbolehkan membenarkan kata ataupun kalimat yang salah dari sumber kutipan kita.
b.dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa
penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna atau arti yang terkandung dalam sumber kutipan kita. Caranya :
# Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
# Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai margin kanan).
IV. TEKNIK PENGUTIPAN
Beberapa cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung diantaranya sebagai berikut :
1. Kutipan langsung
a) Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris :
* kutipan diintegrasikan dengan teks
* jarak antar baris kutipan dua spasi
* kutipan diapit dengan tanda kutip
* sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.
b) Kutipan Langsung yang terdiri lebih dari 4 baris :
* kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
* jarak antar kutipan satu spasi
* kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
* kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
* di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)
2. Kutipan tidak langsung
* kutipan diintegrasikan dengan teks
* jarak antar baris kutipan spasi rangkap
* kutipan tidak diapit tanda kutip
* sesudah selesai diberi sumber kutipan
3. Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
4. Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
5. Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.
Selasa, 27 November 2012
Rabu, 21 November 2012
NASKAH
NASKAH
I.
Pengertian Naskah
Dalam Kamus Bahasa Melayu
Nusantara, 2003
Naskah
yaitu :
a. karangan
dan sebagainya yang bertulis tangan atau ditaip (diketik); manuskrip
b. karya
(karangan) asli seseorang penulis yang belum dicetak atau diterbitkan; teks
asal
c. rang (undang-undang,
perlembagaan, dsb.); rancangan
d. penjodohan bilangan (kata
penggolong) untuk buku, majalah, surat khabar, dsb.; buah; eksemplar
e. bahan-bahan berita yang
siap untuk diset; kopi
II. Jenis Naskah
A. Naskah formal ,
adalah suatu naskah yang memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi
B. Naskah semi-formal ,
adalah naskah yang
tidak memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi
C. Naskah informal,
yaitu naskah yang
tidak memenuhi semua syarat yang dituntut oleh konvensi
Sumber :
Jumat, 09 November 2012
Topik Tema dan Judul
TOPIK
Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembicaraan. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas. Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan msih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.
Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya samasama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum,sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.
Ciri Topik utama yang baik
· Kriteria topik yang baik adalah :
· Penulis menguasainya dengan baik dan mengetahui prinsip-prinsipnya dengan baik
· Menarik untuk ditulis dan dibaca
· Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversional
· Bermanfaat
· Jangan terlalu luas
· Topik yang dipilih harus disekitar kita
· Memiliki ruang lingkup yang sempit dan terbatas
· Memiliki data yang objektif dan fakta yang nyata
· Memiliki sumber
TEMA
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.
Ciri-Ciri Tema yang Baik adalah :
• Menarik perhatian penulis.
• Diketahu dan dipahami penulis.
• Bermanfaat.
• Berada disekitar kita.
• Ruang lingkupnya sempit dan terbatas.
• Memiliki data dan fakta yang efektif.
• Memiliki sumber acuan
JUDUL
Judul adalah identitas dari jiwa seluruh karya tulis yang bersifat menjelaskan diri, menarik perhatian dan terkadang menentukan lokasi.Judul merupakan nama yang dipakai untuk tulisan, buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain. Judul sebaikmya dibuat ringkas, padat, dan menarik.
Syarat-syarat pembuatan judul :
• Harus relevan = Mempunyai keterkaitan dengan temanya atau bagian-bagian penting dari tema.
• Harus provokatif = Menarik sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa ingin tahu tiap pembaca terhadap isi tulisan.
• Harus singkat = Tidak boleh mengambil kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Jika penulis tidak dapat menghindari judul yang panjang, maka dapat menggunakan solusi dengan membuat judul utama yang singkat, tetapi dengan judul tambahan yang panjang.
• Harus asli = Jangan menggunakan judul yang sudah pernah dipakai.
Syarat-syarat judul yang baik :
• Harus berbentuk frasa.
• Tanpa ada singkatan atau akronim.
• Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi.
• Tanpa tanda baca di akhir judul.
• Menarik.
• Logis.
• Sesuai dengan isi.
Sumber-sumber :
http://simba-corp.blogspot.com/2012/03/makalah-bahasa-indonesia-syarat-topik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Topik
http://id.wikipedia.org/wiki/Tema
Senin, 29 Oktober 2012
Kalimat Efektif dan Paragraf
PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki
kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada
pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif jika bisa
menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan
maksud dari yang berbicara atau bentuk tulisan.
Kalimat efektif adalah kalimat yang terdiri atas
kata-kata yang mempunyai unsur SPOK atau kalimat yang mempunyai ide atau
gagasan pembicara atau penulis.
CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
1. Memiliki unsur penting atau pokok, minimal
unsur SP.
2. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
3. Menggunakan diksi yang tepat.
4. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan
jalan pikiran yang logis dan sistematis.
5. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
6. Melakukan penekanan ide pokok.
7. Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
8. Menggunakan variasi struktur kalimat.
PENGGUAAN KALIMAT EFEKTIF
Digunakan pada tulisan ilmiah seperti makalah,
skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, dan sebagainya. Kalimat efektif
berbeda dengan kalimat yang dipakai oleh para sastrawan atau wartawan.
SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
1. Kelogisan
– Kalimat pasif dan aktif harus jelas
– Subjek dan keterangan harus jelas
– Pengantar kalimat dan predikat harus jelas
– Induk kalimat dan anak kalimat harus jelas
– Subjek tidak ganda
– Predikat tidak didahului kata yang
2. Kepararelan
Predikat kalimat majemuk setara rapatan harus pararel.
Artinya, jika kata kerja, harus kata kerja semuanya, jika kata benda harus kata benda semuanya.
Contoh:
·
Harga minyak disesuaikan atau kenaikan
itu secara wajar.
·
Harga minyak disesuaikan atau dinaikan
secara wajar.
3. Ketegasan
Unsur-unsur yang ditonjolkan diletakkan di awal
kalimat.
Contoh
: Presiden menegaskan agar kita selalu hidup disiplin.
Membuat urutan yang logis.
Misalnya 1, 2, dan 3 ; kecil, edang, dan besar atau anak-anak,
remaja dan orang tua, dsb.
Contoh :
Penggemarnya tidak hanya anak-anak, tetapi juga remaja,
orang tua bahkan kakek-kakek.
4. Kehematan
Kehematan adalah penggunaan kata-kata secara hemat,
tetapi tidak mengurangi makna atau mengubah informasi.
• Menghilangkan pengulangan subjek yang sama pada
anak kalimat.
• Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi
kata.
• Menghindarkan kesinoniman kata dalam kalimat.
5. Ketepatan
Ketepatan ialah pemakaian diksi atau pilihan kata
harus tepat.
• Pemakaian kata harus tepat
• Kata berpasangan harus sesuai
• Menghindari peniadaan preposisi.
6. Kecermatan
Cermat ialah kalimat yang dihasilkan tidak
menimbulkan
tafsir ganda dan harus tepat diksinya. Prinsip
kecermatan
berarti cermat dan tepat menggunakan diksi. Agar
tercapai
kecermatan dan ketepatan diksi, harus memperhatikan
pernyataan-pernyataan berikut ini.
• Hindari penanggalan awalan
• Hindari peluluhan bunyi / c /
• Hindari bunyi / s /, / p /, / t /, dan / k / yang
tidak luluh
• Hindari pemakaian kata ambigu
7. Kepaduan
Kepaduan ialah informasi yang disampaikan itu tidak
terpecah-pecah.
• Kallimat tidak bertele-tele dan harus sistematis.
• Kalimat yang padu menggunakan pola
aspek-agen-verbal atau aspek-verbal-pasien.
• Diantara predikat kata kerja dan objek penderita
tidak disisipkan kata daripada atau tentang.
8. Kesejajaran
Kesejajaran adalah penggunaan bentuk-bentuk yangsama
pada kata-kata yang paralel. Agar kalimat terlihat rapi dan bermakna sama,
kesejajaran dalam kalimat diperlukan.
Contoh :
Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan
dokumen, kerusakan barang, busuknya makanan, dan jika hewan yang diletakkan di
dalam bagasi tiba-tiba mati.
Pada kalimat tersebut kata busuknya dan mati tidak
paralel dengan katakehilangan dan kerusakkan, maka dua kata tersebut
disejajarkan menjadikebusukkan dan kematiaan.
9. Keharmonisan
Keharmonisan kalimat artinya setiap kalimat yang
kita buat harus harmonis antara pola
berpikir dan struktur bahasa.
• Subjek
Subjek (S) ialah bagian kalimat yang menunjukkan
pelaku, tokoh, sosok, benda, sesuatu hal,
• Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu
melakukan apa atau dalam keadaan bagaimana subjek. Predikat dapat juga berupa
sifat, situasi, status, cirri, atau jatidiri subjek.
• Objek dan Pelengkap
Objek dan Pelengkap adalah bagian kalimat yang
melengkapi predikat.
Paragraf
Sebuah paragraf adalah
suatu jenis tulisan yang
memiliki tujuan atau ide.
Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama
dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa
hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow (¶).
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang
dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan
umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut
pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti
untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat
semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi, prosa, contohnya; tapi hal
ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf
dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu
atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan
setiap kali orang yang dikutip berganti.
Memasukkan (condong ke dalam)
Praktek di Amerika secara umum adalah menandakan paragraf baru dengan
memasukkan baris pertama (tiga hingga lima spasi), dengan baris kosong antara
paragraf, sementara penulisan bisnis menggunakan baris kosong dan tanpa masukan
(hal ini biasanya dikenal sebagai "paragraf
blok"). Untuk karya tulis masukan dan tanpa baris kosong digunakan.
Banyak terbitan buku menggunakan alat untuk memisahkan paragraf lebih jauh
ketika ada perubahan adegan atau waktu. Spasi tambahan ini, khususnya ketika
terjadi pada page break,
dapat mendatangkan sebuah asterisk, tiga asterisk,
sebuah dingbat istimewa,
atau simbol khusus yang dikenal sebagai asterisme.
Paragraf gantung
Sebuah "paragraf gantung" adalah paragraf dimana baris pertama
paragraf tidak dimasukkan dan dimana baris selanjutnya dimasukkan.
Detail
Dalam sastra,
sebuah "detail" adalah sebagian kecil informasi di
dalam paragraf. Sebuah detail biasanya muncul untuk mendukung atau menjelaskan
ide pokok. Dalam kutipan berikut dari Lives of the English Poets karya Dr. Samuel Johnson, kalimat pertama
adalah ide pokok, bahwa Joseph Addison adalah
"pakar kehidupan dan kelakuan" yang hebat. Kalimat berikutnya adalah
detail yang mendukung dan menjelaskan ide pokok dalam cara yang spesifik.
Kerangka paragraf
§
Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan
utama paragraf.
§
Memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan
utama.
§
Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali
gagasan utama.
Macam-macam
paragraf
Paragraf dibagi menurut jenis dan letak kalimat utamanya
Berdasarkan jenisnya
§
Narasi adalah
paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Ciri-cirinya: ada
kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian. Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir
seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu
itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk
tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan
tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena
ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan,
bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang
kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
§
Deskripsi adalah
paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat,
mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan
dapat berupa orang, benda, atau tempat.Ciri-cirinya: ada objek yang
digambarkan. Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya
membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar
disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para
wanita palestina.
§
Eksposisi adalah
paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk
sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya. Ciri-cirinya: ada
informasi. Contoh:
Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah
mendarah daging di pesantren. Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan
masyarakat yang membutuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan
terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan
atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang persoalan agama, sosial,
budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya
merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat melalui
perspektif agama.
§
Argumentasi adalah
paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada
pendapat dan ada alasannya. Contoh:
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut
menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan "meta
penampilan" siswa yang kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter
manusia memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan
negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju karena
memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
§
Persuasi adalah
paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan
sesuatu. Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu. Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini, pemerintah boros
dengan cara tiap tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun
kantor-kantor baru dan guest
house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan
perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya.
Padahal, dana yang dimiliki tidak cukup untuk itu.
Berdasarkan letak kalimat utamanya
§
Paragraf deduktif adalah
paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik
kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan
bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu.
Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
§
Paragraf Induktif adalah
paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian
diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga
jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas.
♦ Generalisas
pola pengembangan paragraf yang
menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat
umum. Contoh:
Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa,
ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai delapan. Anak-anak yang
lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat
nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup
pandai mengarang.
Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:
1.
Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan
anak-anak kelas tiga yang lain merupakan peristiwa khusus.
2.
Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan
penalaran yang logis.
3.
Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah
bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
4.
Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai
mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya.
Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai enam.
Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang.
♦ Analogi
pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat
sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam
berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Contoh:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur,
seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang berjuta-juta
jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit
berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada
penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi
sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang
sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya.
Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada
ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta.
Mesin saja ada penciptanya, yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa
alam pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya
itu, tentu demikian pula dengan Tuhan sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat
sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
♦ Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan
fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika
hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit
kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab,
dan sebab-akibat 1 akibat 2.
§ Sebab-Akibat
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai
pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B. Contoh:
Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua
ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan
industri, dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi nasional pun
meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia
menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara. Dengan demikian,
kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang
ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun ketiga Era
Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan
syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan.
Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola
sebab-akibat adalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor
penyebab.
§ Akibat-Sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa
itu kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya. Contoh:
Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun
tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu
itu sedang sakit.
§
Sebab-Akibat-1 Akibat-2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah
menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul
rangkaian beberapa akibat. Contoh:
Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai
jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, dan
lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena Pemerintah ingin mengurangi
subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia kembali berlangsung normal.
Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya angkutan pun akan naik
pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang pasti akan ikut naik karena
biaya tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga
barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga
barang harus diimbangi dengan usaha menaikkan pendapatan masyarakat.
§ Paragraf Campuran
paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat
topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat
topik.Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal
paragraf. Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi.
Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi,
baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan
peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana
komunikasi.
§
Paragraf
Deskriptif/Naratif/Menyebar
paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada
seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya
murah-murah, Sayang banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan
sampah busuk. Dari sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang
yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum
sambil beristirahat dan berkelakar.
Sumber-sumber :
Senin, 22 Oktober 2012
Kalimat
Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau
rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,
baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan
dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan
tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun
tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak
memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya
sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.
Unsur-Unsur Kalimat
·
Subjek
adalah unsur yang melakukan suatu tindakan atau kerja dalam suatu kalimat.tindakan
atau kerja dalam suatu kalimat.
·
Predikat adalah sebagai unsur kata kerja.adalah
sebagai unsur kata kerja.
·
Objek adalah Unsur yang dikenai kerja oleh subyek.subyek.
·
Keterangan dapat berupa keterangan waktu
ataupun tempat selama kejadian.ataupun tempat selama kejadian.
·
Pelengkap
adalah unsur yang melengkapi kalimat yang tak berobyek.kalimat yang tak contoh;
Adik menangis tersedu-sedu.contoh; Adik menangis tersedu-sedu.
Pola Kalimat
Dasar
·
Kalimat
Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan
predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini
dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau
kata bilangan. Misalnya:
(1) Mereka / sedang berenang.
S P (kata kerja)
(2) Ayahnya / guru SMA.
S P (kata benda)2
(3) Gambar itu / bagus.
S P (kata sifat)
(4) Peserta penataran ini / empat puluh orang.
S P (kata bilangan)
·
Kalimat Dasar
Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, dan objek. Misalnya:
(5) Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.
S P O
·
Kalimat
Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, dan pelengkap. Misalnya:
(6) Anaknya / beternak / ayam.
S P Pel.
·
Kalimat
Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, objek, dan pelengkap. Misalnya:
(7) Dia / mengirimi / saya / surat.
S P O Pel.
·
Kalimat
Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, dan keterangan. Misalnya:
(8) Mereka / berasal / dari Surabaya.
S P K
·
Kalimat
Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, objek, dan keterangan. Misalnya:
(9) Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
S P O K
Macam-Macam
Kalimat
·
Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai
satu pola kalimat. contoh : aku pergi latihan teater besama teman-teman di
taman kota selong CONTOH :ayah membaca koran di ruang tamu contoh :
ibu memasak nasi di dapur pada siang hari
·
Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola
kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis
kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang
digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
1. Kalimat
Majemuk Setara
2. Kalimat
Majemuk Rapatan
3. Kalimat
Majemuk Bertingkat
4. Kalimat
Majemuk Campuran
·
Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat
atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat
majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
Konjungsi
|
Jenis
|
penggabungan
|
dan
|
penguatan/Penegasan
|
bahkan
|
pemilihan
|
atau
|
berlawanan
|
di lanjutkan pada sebuah kalimat
majemuk yang kedua (sedangkan)
|
urutan waktu
|
kemudian, lalu, lantas
|
Contoh:
1. Juminten
pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1)
2. Norif
berangkat ke bengkel. (kalimat tunggal 2)
§ Juminten
pergi ke pasar sedangkan Norif berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
§ Norif
berangkat ke bengkel sedangkan Juminten pergi ke pasar. (kalimat majemuk)
·
Kalimat majemuk rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa
kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama,maka bagian
yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
1. Pekerjaannya
hanya makan. (kalimat tunggal 1)
2. Pekerjaannya
hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
3. Pekerjaannya
hanya merokok. (kalimat tunggal 3)
§ Pekerjaannya
hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)
·
Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua
kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat
majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat
timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat
majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yakni:
Konjungsi
|
Jenis
JOTANNN
|
syarat
|
jika,
kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
|
tujuan
|
agar,
supaya, biar
|
perlawanan
(konsesif)
|
walaupun,
kendati(pun), biarpun
|
penyebaban
|
sebab,
karena, oleh karena
|
pengakibatan
|
maka,
sehingga
|
cara
|
dengan,
tanpa
|
alat
|
dengan,
tanpa
|
perbandingan
|
seperti,
bagaikan, alih-alih
|
penjelasan
|
bahwa
|
kenyataan
|
padahal
|
Contoh:
1. Kemarin ayah
mencuci motor. (induk kalimat)
2. Ketika
matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan
waktu)
§ Ketika
matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat
cara 1)
§ Ayah mencuci
motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)
·
Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari
tiga kalimat.
Contoh:
1. Toni bermain
dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
2. Rina membaca
buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3. Ketika aku
datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
§ Toni bermain
dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya.
(kalimat majemuk campuran)
Sumber-sumber :
Langganan:
Postingan (Atom)